Puisi 1994

 



2017
naskah satu:
dalam cinta, kita diuji dengan dua hal
kerinduan pada yang pertama
dan kedekatan pada yang kedua

sadari saja, kau bukan ahli munajat
lebih dekat dengan hianat
jika kau pergi itu bukan laknat
memang pantas tidak kau dapat

2020
naskah dua:
dalam corona,
manusia dibagi menjadi dua
mereka yg bergerak dalam kebencian
dan mereka yang berjuang dengan cinta

mereka yang mengambil keuntungan,
dan menjerat sesama 
ia pantas kita doakan, ingatkan, 
pantas dinasehati,
biarkan Tuhan yang membalas

1994
naskah tiga:
pukul 5 pagi, kita sudah harus berada di mushalla Al Masyithah.
mendaras kitab suci nabi pamungkas,
belumlah berani pergi sendiri,
kita diantar ibu, sepagi itu
kasih ibu sudah membimbing jalan kita

pukul 6.45 kita sudah harus ke sekolah,
bersama adek, kita saling bertemu kawan
apa saja jadi mainan, belum lagi kalau sudah sampai di rumah.

main daun singkong, pelepah pisang, batang bulung, sandal bekas, bal boi, patah, apalagi kalau sudah di sawah, ah iya, wajib mandi di sungai,
bersepeda, main layangan, mancing, cari ikan,

oiya perkenalkan nama temanku,
imam, fikri, mamik, ais, alit, ari, idos, impong, tihul,
ahhh sebentar, mereka sudah besar,
sudah beranak sepertinya, sudah lama sekali

seperti imajinasi liar kita saat kecil,
kita hanya tengah bermain ke tempat yang berbeda, kita pergi jauh, dan saat kita kembali pulang, kita sudah tak lagi sama seperti saat pertama kali kita pergi.

ada satu masa yang selalu kita ingat, saat kita bersama-sama setiap hari, dari pagi hingga petang.
aku selalu merindukanmu kawan.
hal-hal baik selalu menyertai kalian.


0/Post a Comment/Comments