Judulnya: Mataku





Judulnya: Mataku


Aku tidak bisa buat puisi,

Asli!

Tapi aku suka.


Misalnya, entah kenapa sepagi-pagi ini

Aku masih terjaga: menyangga mata.

Mataku ini aini, perpaduan antara masa silam dan akan datang.

Sementara itu, entah kenapa mata juga menjadi saksi paling curang. 

Melihat keindahan namun tak abadi.

Melihat kehancuran tak abadi juga.

Melihat ketidakadilan juga begitu.


Kamu tahu? 

Aku ingin berterimakasih kepada Mbah Dahlan.

Gara-gara beliau, mataku mengenalmu.

Pertama adalah retinaku, sementara yang kedua adalah forma indrawi dari objek dirimu.

Beliau curang, memperkenalkanmu padaku di pusaranya.

Dengan puja-puji Guru kita, mataku memujimu.


Jika ada dokter yang bisa membedah mata, tentu dia luar biasa. Tapi siapa yang mampu membedah kisah dari balik mata? 


Terimakasih Mbah Dahlan untuk sore yang indah.

0/Post a Comment/Comments