Di tahun ini usiaku sudah berada di angka 25, berarti sudah seperempat abad. Dalam posisi ini gejolak psikokogis menuju dewasa benar-benar diuji. Aku gak mau ngomongin soal kajian ilmiah, murni pingin cerita pengalaman pribadi aja.
Jadi, peralihan menuju dewasa secara hakiki itu uwasli ndak mudah. Masalah-masalah yang dulunya dianggap angin lalu aja sekarang udah gabisa di treatmen gitu aja. Semuanya perlu perhitungan, perlu konsep matang, proses menjadi diri sendiri bukan lagi sekedar pencarian melainkan sudah harus ditegaskan bahwa kamu berada di sisi itu dan di sisi itulah dirimu.
Rasanya tahun ini letupan emosional, pikiran, psikologi juga, seolah meregang dalam pikiran. Semuanya menuntut, banyak harapan-harapan yang mesti di pertimbangkan. Sementara di sisi lain, ada diriku yang menginginkan mewujud. Resistensi semacam itu rasanya kentara sekali. Paling tidak begitulah yang lagi aku rasain.
Being a human seutuhnya. Itulah poin yang perlu dikaji lagi, soal modal psikologi, kebahagiaan, cara pandang, nilai tawar, karya, keluarga. Semuanya dimulai dari dalam diri dulu. Apalagi aku anak pertama yang tidak punya kakak. Jadi rasanya strugle sendiri, untunglah ada teman-teman. Apalagi mereka yang seperjuangan di Jogja. Makasih banget buat masukannya. Ditambah persaudaraan di "Dar" yang sangat membantu mengisi keyakinan dalam menjalani kehidupan sebagai seorang hamba.
Bukan bermaksud menggurui atau apa dab cuma pingin berbagi cerita saja. Kalian membutuhkan lingkaran-lingkaran yang membuatmu berkembang. Aku sendiri agak menyesal ketika di Jogja tidak mengembangkan diri secara maksimal. Meskipun ya tetap berproses ketemu orang-orang hebat di sana.
Dalam berproses kita harus bersikap terbuka. Membuka diri menerima segala masukan. Laksanakan sesuai kebutuhan dan keadaan. Kita tidak bisa menyenangkan semua orang sekaligus dab. Kita tetap berdiri pada posisi di mana kita seharusnya berada. Dan di sisi itulah segala tempaan kita lalui.
Kekhawatiran-kekhawatiran juga datang silih berganti. Selalu berada di lingkungan yang positif itu yang mesti di lakukan. Tidak melarikan diri ke hal-hal negatif adalah sebuah prestasi luar biasa. Sekuat mungkin deh semoga tetap on the right track.
Usia 25 memang bukanlah sesuatu yang mudah dijalani tapi bukan berarti tak mungkin dilampaui. Sudah banyak hal yang tak tinggalkan. Sudah lama menjadi pecundang yang melarikan diri dari masalah. Asli di tahun ini rasanya setiap pergerakan kecil akan sangat berarti.
Tetap tenang jangan sampai menjauh dari duniamu. Kita kadang terlalu takut sehingga membuat pelarian-pelarian. Buatlah obat sendiri, mulailah bicara. Berkomunikasi dengan keluarga. Aku sendiri masih membangun gaya komukasi yang baik dengan ayah, ibu, adik, saudara, lingkungan tempat tinggal, dengan orang-orang terdekat. Bagaimanapun juga memenangkan hati keluarga adalah kunci setiap langkah selanjutnya. Begitu pun memenangkan hati gadis pujaan.
Doa-doa terbesar semoga terwujud, enjoy the procces, sebentar lagi wisuda S2. Serius tesis, kerja, menikah. Tapi modal nilai yang kuat adalah basis utama yang harus dibangun. Ragu pasti ada tapi terus berusaha adalah niscaya.
Menjadi dewasa sepertinya bukan sekedar proses memilih, lebih dari itu menjadi dewasa adalah sebuah proses memutuskan untuk berdiri di satu sisi, artinya sebuah proses menjadi.
Big luv dude: 'madzhab jogja'
Post a Comment