KIAT Sukses Menjalani Hubungan




Masalah menjalin relasi bukan perkara mudah. Tidak semudah wes ewes ewes bablas angine. Perlu strategi jitu agar relasi yang dibangun dapat berdiri kokoh meski diterpa badai ujian. Cei cei nyastra. Oke, salah satu strategi jitu merawat relasi dengan pasangan adalah sistem AGIL.

Langsung saja sikat...

Sistem AGIL merupakan buah pikir Talcott Parsons dalam rangka merancang sebuah teori sistem interaksi yang memungkinkan setiap sistem sosial mampu menghadapi dan mempertahankan diri dari serangan problem. Gokil.

Sistem AGIL perlu kita pahami -sebagai manusia waras- dalam memelihara sebuah sistem relasi. Katakanlah sekarang kita memiliki hubungan yang disebut, mudahnya: pacaran. Ini menandakan terdapat jaring konektivitas yang membentuk sistem relasi diantara kita dan pasangan.

Ada beberapa hal prinsipil yang harus  kita tentukan sebagai pondasi relasi ini.

Pertama, kita dasari dengan niatan Litaarofu dan Litaskunu ilaiha yang kita harapkan menjadi mawaddah wa rohmahLitaarofu adalah saling mengenal, memahami, menghormati, dan semua saling-saling terangkum dalam Litaarofu. Kedua litaskunu ilaiha, maksudnya ya kalau sudah litaarofu kok bisa merasakan litaskunu ilaiha, artinya merasakan ketenangan, damai, merasa seperti di rumah. Nah, itu tanda kalau orang itu berpotensi dijadikan pasangan hidup.

Kedua, relasi yang akan kita bangun adalah "standing in lovenya" Erich Fromm. Kita tidak sedang mengeksploitasi, menimbun, atau gaya-gayaan, justru kita sedang saling "memberi". Kita "saling dicintai" justru karena kita "saling mencintai"; prinsipnya im loved because i love, bukan sebaliknya, i love because im loved, dari situlah muncul mubadalah atau ketersalingan.

Ketiga, relasi yang akan kita bangun harus matang. Ini menunjukkan ada aspek individualitas pembentuk relasi yang tetap terjaga. Seperti kata M Iqbal individu pembentuk sistem harus terjamin dalam meningkatkan kapasitas diri. Artinya ya meskipun dalam relasi itu dua yang menyatu tetapi jangan lupa disana ada satu yang sejatinya dua. Ada hak individu untuk mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.

Selanjutnya, dalam memelihara sistem relasi yang kita bangun, hendaknya kita pahami sistem AGIL Talcott Parsons. Biar apa? Ya selain biar keren dan menjalin hubungan berdasarkan ilmu kontemporer yang didasari kaidah moralitas agama juga biar hubungan kita itu matang bahasa Frommnya Mature Love. Heuheuheu, begini jelasnya apa itu AGIL dalam pacaran.

A untuk Adaptation, sistem harus menyesuaikan diri dengan masalah yang muncul baik internal maupun eksternal.  Termasuk ke dalam masalah internal: memahami karakteristik sistem relasi; karakteristik masing-masing, biodata, cita-cita, kultur, cinta, sayang, dll. Eksternal: lingkungan pergaulan masing-masing, omongan orang luar, keluarga, kenangan mantan, dll. Wuakakak move on kakak...

G untuk Goal Attainment, maksudnya menerjemahkan pencapaian tujuan sistem dengan jelas. Seperti apa hendak kita capai dari relasi kita, bisa berupa; membangun cinta yang indah, membuat kisah-kisah inspiratif, membangun rumah tangga, mencapai cita-cita, melahirkan generasi berkualitas, menyambungkan dua keluarga, saling belajar, saling memahami, saling mencintai dan menyayangi, dll. Keceh badai...


L untuk Latency, maksudnya memelihara dan memperbaiki motivasi pola individu dan kultural. Dapat diartikan; saling memotivasi, menjaga relasi, istiqamah, memelihara cinta, sayang, rindu, dll. Termasuk di dalamnya hal-hal klise sejak jaman Homo Sapiens merayu Homo Erectus semacam rayuan. Wakak

Keempat hal diatas tidak berdiri sendiri, justru saling menguatkan sebagai satu-kesatuan sistem. Ahirnya, semoga kita dapat membangun dan menjalani kisah dengan amanah, sebagai karunia, cinta tidak turun begitu saja, justru karena kita bangun perasaan megah ini yang kita wujudkan dalam aktivitas sehari-hari.

0/Post a Comment/Comments