Berbicara tentang masalah Tarbiyah (Pendidikan) kaitannya dengan Pemikiran para Tokoh Pendidikan Islam, tidak lepas dari pemikiran para -tokoh Islam mengenai pendidikan.
Ibnu Qoyyim sebagai salah seorang penemu awal tentang teori kejiwaan yang menjelaskan bahwa manusia dibekali dengan beberapa faktor pendorong dengan insting, yang demikian ini juga dinyatakan ahli jiwa. Dewasa ini Ibnu Qoyyim juga orang pertama yang mengatakan tentang pembinaan skill, ketika hendak menggali keahlian peserta didik dan mengarahkannya ke arah yang lebih baik yang nantinya akan mewujudkan kemaslahatan individu dan umat pada umumnya.
Dalam kajian ini akan membahas pemikiran Ibnu Qoyyim dalam bidang pendidikan yang meliputi: Biografi Ibnu Qoyyim Setting Sosial, Corak Pemikiran, Teori Pendidikan, dan Pokok-Pokok Pemikiran beliau tentang Pendidikan yang mencakup: Pengertian pendidikan, tujuan pendidikan, konsep pendidikan, peserta didik, kurikulum (materi) pendidikan dan metode pendidikan.
Biografi Ibnu Qoyyim
Nama, lengkap beliau adalah Abu Abdullah Syamsuddin Muhammad bin Abu Bakr bin Ayyub bin Sa'ad bin Harits Az Zar'i (M. Al-Anwar As-Sanhuti', 2001: 17). Dalam buku “Manhaj Tarbiyah Ibnu Qoyyim” dikatakan bahwa nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Abu Bakr bin Ayyub bin Sa'ad bin Harits Az Zar'i Ad-Dimasqy, laqob-nya adalah Syamsudin. Kunyahnya adalah Abu Abdillah al-Jauziyah (Hasan bin Ali Al-Hijazy, 2001:1).
Beliau lahir dan wafat di Damaskus. Dilahirkan pada, tanggal 6 Shafar 691 H/29 Januari 1292 M dan meninggal pada tanggal 23 Rajab 751 H/26 September 1350 M.
Ayahnya bermama Abi Bakr bin Ayyub Az Zar'i pengelola madrasah Al-Jauziyah di Damaskus.
Setting Sosial
Ibnu Qoyyim Al-jauziyah dilahirkan dari keluarga, yang cinta ilmu dan orang-orang yang mengabdikan hidupnya untuk ilmu-ilmu Islam. Ayahnya sebagaimana disebutkan di atas adalah pengelola (Qoyyim) madrasah Al-Jauziyah di Damaskus, desa Al Buzuriyah.
Dalam perkembangan sejarahnya, madrasah ini pada tahun 1327 H/1910 M dijadikan mahkamah oleh penguasa Suriah. Kemudian ditempati oleh Jam'iyah al-Is'a Al-Khairiyah (Yayasan Amal Khairiyah) dengan membuka sekolah taman kanak-kanak sampai terbakar pada tahun 1925, ketika terjadi revolusi Suriah menghadapi Perancis. Di madrasah Al-Jauziyah Ibnu Qoyyim memulai pendidikannya dibawah pengawasan langsung ayahnya.
Setelah ia berhasil dalam pendidikan dasar, ia meneruskan pelajaran dan berguru kepada beberapa ulama terkemuka di daerahnya diantaranya adalah Isa Al Muth'im, Ismail bin Maktum, Syihab al Nablusi, Majdul Harrasi dan lain-lain. Gurunya yang paling berkesan dan menjadi ikutannya yang amat dicintainya adalah Ibnu Taimiyah. Ia mewarisi pemikiran dan perjuangan gurunya itu dalam menegakkan kebenaran secara tepat dan tegas dengan berpegang teguh pada al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah, menolak taqlid, menyerang bid'ah dan khurafat (M. Laily Mansur, 1996:221).
Dalam buku biografi yang lain disebutkan bahwa beliau banyak belajar ilmu sehingga menguasai beberapa disiplin ilmu diantaranya; ilmu tafsir, hadits, aqidah dan fiqih. Selama 16. tahun Ibnu Qoyyim belajar pada Ibnu Taimiyah di bidang tafsir, hadits, fiqih, fara'id dan ilmu kalam. Disamping itu secara khusus beliau. juga pernah belajar hadits pada Fatimah Umm, Muhammad binti Syekh Ibrahim bin Mahmud bin Jauhar al-Bata'ihi (711 H) yang lebih dikenal dengan nama Fatimah Jauhar.
Ibnu Qoyyim hidup pada masa dimana aliran-aliran kalam dan filsafat tumbuh pesat sehingga terjadi pertentangan yang tajam antara berbagai aliran tersebut. Diantara aliran yang paling berkembang dimasanya ialah: aliran Asy'ariyah.
Beliau muncul dimasa yang melahirkan berbagai aliran dan pemikiran serta mengumpulkan berbagai golongan dan pandangan, setelah ilmu kalam dan filsafat mencapai puncak perkembangannya. Selain itu, beliau juga mempelajari bermacam-macam pendapat dan teori dari seluruh aliran.
Corak Pemikiran
Gelora pemikiran demikian dapat kita pahami apabila kita melihat situasi dan kondisi masyarakat dimana Ibnu Qoyyim hidup, di Timur Hulaghu Khan datang mengobrak abrik umat Islam dan dari Barat kekuatan-kekuatan yang mernbentuk perang salib, sementara akidah dan pemikiran umat Islam dalam keadaan beku (jumud) dibalut oleh taklid, khurafat dan bid'ah (M. Laily Mansur, 1996: 11).
Murid-muridnya yang terkenal antara lain adalah: Ibnu Katsir, Ibnu Rajab, Ibnu Abdul Hadi dan anaknya yang bemama Abdullah.
Termasuk muridnya adalah Syanmudin Muhammad bin Abdul Qodir al-Nabilisy.
Kitab-kitab karangan Ibnu Qoyyim banyak sekali diantaranya:
Dalam Bidang Fiqh:
I’lam al-Muwa’qi’in ‘An Rabbil ‘Alamin
Al-Thuruq Al-Hukmiyah fi Al-Siyasat Al-Syai’ah
Ahkamu Ahlu Al-Zimmah
Ighasta Al-Lahfan, dan lain-lain
Dalam Bidang Ilmu Kalam:
Al-Kafiyah Al-Syafiyah fil Ihtisharlil Farq Al-Nafiyah
Al-Syifa Al-‘Aqil fi Masaili Al-Qadha wal Qadr wal Hikmah
Al Ruh, dan lain-lain
Dalam Bidang Tasawuf:
Madarij Al-Salikin Baina Manazil Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in
Raudhah Al-Muhibbin wa Nuzhatul Mustaqim
Al-Jawab Al-Kafi Iiman Sa’ala An Al-Dawa Al-Syafi, dan lain-lain
Pokok-Pokok Pemikiran Ibnu Qoyyim Tentang Pendidikan
Pokok-pokok pendidikan menurut Ibnu Qoyyim meliputi pengertian pendidikan, tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, kurikulum atau materi pendidikan dan metode pengajaran.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut Ibnu Qoyyim mencakup pendidikan hati dan pendidikan badan (ruhani dan jasmani). Menurut beliau antara hati dan badan sama-sama membutuhkan kepada pendidikan. ¬Keduanya harus ditumbuhkembangkan dan ditambah gizinya sehingga mampu tumbuh dengan sempma dan lebih baik dari sebelumnya. Badan perlu disehatkan dengan cara diberi gizi yang baik dan perlu dijaga dan dilindungi dari hal-hal yang mengancam keselamatan dan kesehatannya. Demikian juga dengan hati, ia tidak akan bisa tumbuh menjadi lebih baik dan tidak akan bisa bersih serta tidak akan sempuma kesuciannya kecuali jika selahu diberi gizi yang menyehatkan dan selalu dilindungi dari hal-hal yang mengancam diri dan kesehatannya.
Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut Ibnu Qoyyim adalah menjaga fitrah manusia dan melindungi agar tidak jatuh kedalam penyimpangan serta mewujudkan dalam dirinya penghambaan kepada Allah Ta'ala.
Tujuan pendidikan menurut Qoyyim dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, sebagai berikut:
1) Tujuan yang berkaitan dengan jasmani, yaitu menjaga kesehatan badan peserta didik.
2) Tujuan yang berkaitan dengan pembinaan akhlak, maksudnya adalah kebahagiaan akan bisa diraih dengan terhiasinya diri dengan akhlak mulia dan terjauhkannya diri dari akhlak buruk.
3) Tujuan yang berkaitan dengan pembinaan akal maksudnya adalah pendidikan yang bertujuan membina dan menjaga anak dan pemikiran anak dari sesuatu yang membahayakan dan merusak akalnya.
4) Tujuan yang berkaitan dengan skill maksudnya adalah Tarbiyah harus memiliki tujuan menyingkap bakat dan keahlian yang tersimpan dalam diri seorang anak.
Pendidik
Nasehat yang diberikan Ibnu Qoyyim kepada para pendidik antara lain:
- Pendidik harus menjadi panutan bagi peserta didiknya.
- Mendidik peserta didiknya dengan cara melatih membiasakan diri dengan bentuk peribadatan kepada Allah dan dengan akhlak mulia.
- Menjaga peserta didilmya agar tidak terjangkit akhlak tercela.
- Secara kontinu memperhatikan dan mengarahkan peserta didik dalam kebiasaan sehari-hari (makan, minum, tidur, berpakaian, dan lain-lain).
- Tidak memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan hal-hal yang akan membahayakan dirinya dan menjauhkan peserta didik dari ternan bergaul yang buruk dan akan menyebarkan fitnah.
Peserta Didik
Nasihat dan wasiat Ibnu Qoyyim yang ditujukan kepada para penuntut ilmu adalah sebagai berikut:
1) Semaksimal mungkin mengerahkan tenaga dan daya untuk mencari ilmu selama hidup.
2) Senantiasa rakus dan tidak merasa kenyang dalam menuntut ilmu.
3) Senantiasa rakus dan mencari faedah dan ibrah dari orang lain serta selalu berusaha menuntut ilmu dan berjuang untuk mendapatkannya.
4) Selalu mencintai disiplin ilmu yang sedang dipelajari dan selalu merasa takut kehilangan ilmu.
Materi Pedidikan
Sasaran pendidikan menurut Ibnu Qoyyim sangat banyak macamnya diantaranya adalah Tarbiyah Imaniyah, Tarbiyah Ruhiyah, Tarbiyah Frkriyah, Tarbiyah Athifiyah (perasaan), Tarbiyah khulukiyah (akhlak), Tarbiyah ljtimaiyah, Tarbiyah lradiyah, Tarbiyah Badmiyah Tarbiyah Riyadhah dan Tarbiyah Jimiyah (Rosen bin Ali al-Hijazy; 2001: 73-267).
1) Tarbiyah Imaniyah
Ialah usaha untuk menjadikan peserta didik sebagai seseorang yang patuh mengerjakan seluruh perintah Allah dan mengikuti petunjuk Rasulullah.
2) Tarbiyah Ruhiyah
Ialah menciptakan keseimbangan dalam kehidupm manusia, yaitu memberi unsur yang ada dalam diri manusia dengan pendidikan yang akan mengantarkan pada kesempurnaannya, hingga mampu menjalankan kewajibannya. Bahwa kesempurnaan menjamin kebahagiaannya hanya pada makrifat mencintai, mementingkan keridhaan-Nya dari pada kesenangan sahwat dan hawa nafsu.
3) Tarbiyah Fikriyah
Ialah mengerahkan daya dan kemampuan untuk mengembangkan akal (daya pikir), mendidik dan meluaskan wawasan dan cakrawala berpikir baik dikerahkan pendidik dan mendidik orang lain atau dikerahkan oleh individu terhadap dirinya sendiri dalam rangka mengembangkan dan mendidik akal pikirannya serta meluaskan cakrawala pikirannya.
4) Tarbiyah Athifiyah (perasaan)
Adalah sebuah pendidikan yang mengarahkan setiap perbuatan dan perkataan individu kearah yang diridlai Allah. Pendidikan Athifiyah juga- mendorong manusia agar mengerahkan perasaan cintanya hanya kepada Allah, hingga ia mampu merangkak naik bersama perasaan dan instingnya ke derajat yang menjadikannya wali Allah.
5) Tarbiyah Khulukiyah (akhlak)
Adalah melatih anak untuk berakhlak mulia dan memiliki kebiasaan yang terpuji, sehingga akhlak dan adat kebiasaan tersebut terbentuk menjadi karakter dan sifat yang tertancap kuat dalam diri anak, maka anak akan mampu melatih kebabagiaan dunia dan akhirat dan terbebas dari jeratan akhlak buruk.
6) Tarbiyah ljtimaiyah
Adalah pendidikan yang memiliki peranan besar dalam pembinaan individu (pemikiran, tingkah laku, perasaan) sehingga individu akan terarahkan kepada hal-hal yang baik bilamana pendidikan kemasyarakatan berpola pen¬didikan Islam. Sebaliknya jika pendidikan kemasyarakatan tidak didasari dengan ruh Islam, maka individu akan terbawa kepada hal-hal buruk.
7) Tarbiyah Iradiyah
Adalah membangkitkan cita-cita yang ada dalam jiwa manusia untuk beramal guna mewujudkan keba¬hagiaan manusia di dunia dan akhirat jika dibarengi dengan ilnu yang bemanfaat.
8) Tarbiyah Badaniyah
Adalah pendidikan yang memperhatikan tentang unsur badan. Menjaga dan memberikan hak-hak secara sempuma, karena perhatian yang demikian itu akan membantu seseorang dalam menjalankan ketaatan kepada Allah.
9) Tarbiyah Riyadhah (olah raga).
Badan manusia disamping membutuhkan gizi waktu sehat dan obat waktu sakit, juga membutuhkan olah raga, baik ketika sehat maupun sakit.
10) Tarbiyah Jinsiyah (sex)
Adalah memberi bekal pengetahuan tentang sex kepada anak yang menuntunnya dan menjadikannya mampu bersikap baik ketika berinteraksi dengan masalah yang berhubungan dengan masalah sex dalam kehidupannya yang akan datang.
Metode Pengajaran
Metode pengajaran yang digunakan oleh Ibnu Qoyyim adalah metode takhliyah (menjauhi akhlak tercela) dan tahalliyah (menghiasi dengan akhlak mulia) dengan memberikan qudmah yang baik, perhatian yang kontinu dengan tidak memberi kesempatan sedikitpun kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan sesuatu yang membahayakan badan, pikiran dan akhlaknya serta membiasakan untuk melakukan ibadah (Hasan bin Ali Al-Hijazy, 2001 : 338).
Dari pokok-pokok pemikiran Ibnu Qayyim al-Jauzy tentang pendidikan di atas dapat kita ketahui bahwa Ibnu Qoyyim dalam bidang pendidikan berusaha mewujudkan manusia teladan yang memiliki keistimewaan sesuai dengan penciptaannya, yaitu harus yang sholih yang mencintai kebaikan, mendakwahkannya kepada manusia, mau meneliti jalannya dengan tabah dan teguh menghadapi rintangan dan cobaan maupun keyakinan, yang selalu meniti jalan ilmu yang bemanfaat menjaga diri dalam beramal sholeh istiqomah dalam mengikuti sunnah menolak semua bentuk bid'ah, menghiasi diri dengan keikhlasan, jujur dalam niat disetiap denyut kehidupan dan amal kerjanya yang menghiasi dirinya dengan akhlak utama.
Dan pendidikan menurut beliau juga berusaha membentuk dan mewujudkan masyarakat yang mulia dan utama yang diliputi oleh kebahagiaan, dan keamanan.
Ibnu Qoyyim memiliki pemikiran tentang pendidikan yang sangat baik dan selalu relevan (dengan setiap keadaan dan Zaman). Konsep Tarbiyah yang beliau susun tak bisa dibantah karena bersumber dari Allah. Dzat yang telah menetapkan tujuan penciptaan manusia dan menjelaskan tujuan tersebut melalui pendidikan yang tersirat dalam syariat. Dan menurut beliau hanya dengan beribadah kepada Allah tujuan penciptaan manusia akan terwuiud.
Sumber :
Al-Hijazy, Hasan bin Ali. 2001. Manhaj Tarbiyah Ibnu Qoyyim. cet. I. Jakarta: Pustaka Al Kautsar
As-Sanhuti, M. Al-Anwar. 2001. Ibnu Qoyyim Berbicara Tentang Tuhan. cet. I. Jakarta: Mustaqim
Mansur, M. Laily. 1996. Ajaran dan Teladan Para Sufi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Post a Comment