Jika anda pernah menjadi santri maka apa yang akan saya tulis bukanlah hal yang baru. Dan bagi anda yang belum pernah mendengarnya akan menjadi sebuah masukan yang menurut saya sangat penting sebelum anda memulai perjalanan panjang mencari ilmu. Keterangan ini dapat anda lihat dan baca di kitab Alala. Sebuah kitab yang sering di hafalkan dan dinadhamkan/dibaca oleh kalangan santri di berbagai pondok pesantren di seluruh pelosok Nusantara.
Kitab ini merupakan terbitan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri Jawa Timur yang merupakan kitab karya Imam al-Zarnuji. Saya tidak akan mendiskusikan semua bagian kitab namun saya ingin membicarakan pada bagian pendahuluan kitab yang sangat memukau. Kitab ini berbentuk matan-syair. Adapun redaksi lengkapnya adalah;
اَÙ„َا Ù„َاتَÙ†َالُ العِÙ„ْÙ…َ اِÙ„َّابِسِتَّØ©ِ # سَØ£ُÙ†ْبِÙŠْÙƒَ عَÙ†ْ Ù…َجْÙ…ُÙˆْعِÙ‡َابِبَÙŠَانِ
Bakal tak ceritaake kumpule kanthi pertelo # Elingo dak khasil ilmu anging nem perkoro
Akan ku ceritakan terkumpulya dengan jelas # Ingatlah enam syarat berhasilnya ilmu
Ø°ُÙƒَاءِÙˆَØِرْصٍ ÙˆَاصْØ·ِبَارٍÙˆَبُÙ„ْغَØ©ٍ # ÙˆَØ¥ِرْØ´َادِØ£ُسْتَاذِÙˆَØ·ُÙˆْÙ„ِ زَÙ…َانِ
Lan piwulange guru lan sing suwe mangsane # Rupane limpad, lubo, sabar, ono sangune
Juga didikan guru dan waktu yang lama # Yaitu cerdas, semangat, sabar, ada biaya dan waktu yang lama
Dua bait syair ini sangatlah penting; yang memberikan informasi kepada anda untuk mempersiapkan bekal sebelum mencari ilmu; hal pertama yang menjadi bekal adalah Kecerdasan. Kecerdasan yang dimaksud adalah akal yang sehat artinya bukan akal orang gila. Bukan masalah pintar atau bodoh melainkan lebih kepada kesehatan akal dan kemauan yang kuat untuk mendapatkan ilmu. Itulah maksud kecerdasan yang lebih tepat. Hal tersebut juga disampaikan dalam salah satu kitab yang mensyarah/menjelaskan Alala.
Prasarat mutlak dalam mencari ilmu yang kedua adalah semangat. Hal ini harus melekat pada setiap orang yang mencari ilmu, sebab ilmu didapat tidak dengan hanya membaca, datang ke kelas, menghadap sang guru. Ilmu didapat dengan perjuangan, usaha dan kesungguhan yang tidak main-main. Selain itu, ilmu juga harta yang mahal, sudah barang tentu utuk mendapatkannya mendapat banyak ujian dan kesulitan. Untuk menghadapi hal inilah bekal kesemangatan sangat diperlukan.
Selanjutnya, sabar. Kesabaran untuk memahami, mengharap ilmu, sabar dalam menghadapi ujian ilmu, sabar dalam menjaga kesemangatan dan mengasah kecerdasan. Kesabaran berarti rela menjalani walau dengan kepahitan dan susah payah. Tidak gentar, selalu tenang dan tetap kukuh berjalan dalam menggapai cita-cita.
Selanjutnya, sabar. Kesabaran untuk memahami, mengharap ilmu, sabar dalam menghadapi ujian ilmu, sabar dalam menjaga kesemangatan dan mengasah kecerdasan. Kesabaran berarti rela menjalani walau dengan kepahitan dan susah payah. Tidak gentar, selalu tenang dan tetap kukuh berjalan dalam menggapai cita-cita.
Biaya. Bukan berarti harus uang, biaya adalah sesuatu yang harus kita bayar untuk ilmu. Biaya ini bisa berupa tenaga, waktu, dan tentu saja uang. Biaya adalah yang harus kita tukarkan untuk mendapat kitab, kelas, guru dan lainnya. Namun biaya bukan semata uang belaka. Waktu yang lama juga merupakan harga yang harus kita bayar untuk mendapatkan ilmu. Nah, untuk membayar waktu kita harus punya biaya berupa kesehatan.
Ilmu bukanlah sesuatu yang mudah didapat. Kelas hanyalah tempat untuk belajar, membaca, memahami, namun ilmu tidak akan diperoleh hanya dengan kelas. Ilmu diraih dengan 'konteks', masa yang lama. Untuk memahami dan mendapatkan ilmu bukanlah perkara yang habis satu-dua-tiga malam, namun bertahun. Maka dari itu, keenam bekal ini arus melekat dan bersatu-padu tidak boleh terpisah ataupun dikurangi.
Post a Comment