![]() |
Pemikiran Neo Modernis Fazlur Rahman Dalam Bidang Pendidikan |
Rahman termasuk seorang ilmuwan dan pemikir Islam kenamaan yang jasa-jasanya sungguh besar bagi dunia Islam kontemporer. Hampir dipastikan, mahasiswa-mahasiswa cerdas dunia Islam pernah mnegenalnya, baik melalui tulisan-tulisan maupun langsung terlibat dalam studi dan kancah pemikirannnya.
Intelektualitas Rahman baik di barat maupun di Timur tidak diragukan lagi. Ini terbukti di beberapa universitas Eropa ia terlibat sebagai dosen dan profesor studi keIslaman.[1]
Rahman di nilai sementara kalangan, memang mempunyai pemikiran orsinal tentang Islam. Pemikiran Rahman memang berbeda dari pemikiran produk sebelumnya, dalam masalah pendidikan ia termasuk tokoh yang bergelut di bidang ini di pusat-pusat studi tentang Islam di negara barat.[2]
BIOGRAFI
Rahman dilahirkan pada 1919, ketika anak benua indo Pakistan masih belum terpecah ke dalam dua Negara merdeka, di sebuah daerah yang kini terletak di barat laut Pakistan dan meninggal pada tanggal 26 Juli 1988 di Chicago Amerika.
Disamping memperoleh pendidikan secara formal di Madrasah, Rahman juga menerima pelajaran keagamaan dari ayahnya, seorang “kyai” yang berasal dari Doeban, sebuah Madrasah tradisional paling bergengsi di anak bemua indo-Pakistan.
Setelah menamatkan pendidikan menengah, Rahman melanjutkan studinya di departemen ketimuran Universitas Punjab. Pada tahun 1942, ia berhasil menyelesaikan pendidikan akademisnya di Universitas tersebut dan memperoleh gelar M.A dalam sastra Arab; ketika telah meraih gelar tersebut dan tengah belajar untuk program Ph.D di Lahore, Rahman pernah diajak Mawdudi bergabung dengan jama’at al Islami dengan syarat harus meninggalkan studinya, sebab menurut Mawdudi, “semakin banyak engkau belajar, maka semakin beku kemampuan-kemampuan praktismu.” Tetapi pada waktu itu Rahman menolak dan tetap melanjutkan studinya.
Pada 1946, Rahman berangkat ke Inggris utnuk melanjtkan studinya di Universitas Oxford, dan pada 1950, Rahman berhasdil merampungkan studi doktoralnya di Oxford dengan mengajukan sebuah desertasi tentang Ibnu Sina.
Setelah meraih doctor of Philosophy (D.Phil) dari Oxford University, Rahman tidak langsung kembali ke Pakistan yang baru merdeka beberapa tahun dan tentunya amat membutuhkan tenaganya. Kecemasan bahwa seorang sarjana keIslaman yang terdidik di barat tidak akan diterima kembali atau bahkan akan dikucilkan serta ditindas di negerinya sendiri. Mungkin saja hal itu masih menghantui alam pikiran Rahman, sehingga ia memilih menetap sementara waktu di barat.
Akhirnya ia mengajar selama beberapa tahun di Durham Univercity, Inggris, kemudian di Institute of Islamic studies, Mc Gill University, Kanada, dimnana ia menjabat sebagai Associate Professor of Philosophy. Di Kanada inilah Rahman menjalin persahabatan yang erat dengan orientalis kenamaan W.C Smith, yang ketika itu menjabat sebagai Direktur Institute of Islamic, MC Gilla Unversity.[3]
Karya-karya Fazlur Rahman yang telah banyak dipublikasikan diantaranya : Avicenna’s De Anima, Prophecy in Islam, Islamic Methodology In Hstory, The Philosophy Of Mulla Sadra, Major Themes of The Qur’an dn Islam ang Modernity.[4]
KONSEP PENDIDIKAN
a. Tujuan
Tujuan dari konsep pendidikan yang di terapkan Fazlur Rahman adalah mengkaji perkembangan-perkembangan intelektual.[5]
Tujuan pendidikan dasarnya adalah untuk mengembangkan sebesar mungkin kemampuan-kemampuan intelektual dari sekelompok kecil orang yang dari pendidikan dasar saja. Sedangkan dari dua pendidikan dasar dan pendidikan tinggi itu ada dua lagi jenis pendidikan, yaitu jenis pendidikan sekolah istana dan pendidikan orang dewasa.
Tujuan pendidikan istana yaitu mencetak mereka menjadi seorang pemimpin-pemimpin kelak di pemerintahan, sehingga pendidikan sekolah istana ini lebih menekankan pada bidang kesusteraaan, sedangkan tujuan pendidikan orang dewasa adalah untuk mengajar mereka mengenal Al-Qur’an dan agama.
b. Materi
Pada waktu Rahman ditunjuk sebagai direktur lembaga Riset Islam ia mencoba menjalankan strateginya dalam gagasan-gagasan pembaruannya dengan berupaya sungguh-sungguh untuk memajukan lembaga itu yaitu dengan merekrut staf-staf senior dari kalangan universitas di bidang filsafat atau ilmu sosial dan memberi mereka palejaran bahasa arab serta disiplin-disiplin Islam klasik yang utama seperti hadits dan ushul fiqh, kalam atau teologi dan tafsir atau eksegesis Al-Qur’an.[6]
Pada abad ke 12 H/18 H misalnya sebuah kurikulum studi dikerjakan di India oleh Mulla Nizamuluddin, kurikulum ini yang dikenal dengan istilah wilayah India. Kurikulum Nizam, dan dengan beberapa perubahan, diterima hampir di seluruh wilayah India. Kurikulum yang sama di Persia, dan Asia tengah juga terdapat dengan penekanan pada masa pelajaran yang berbeda.
c. Metode
Dengan pemikiran Neo modernismenya Rahman mengasah pendekatan metodologi tentang Al-Qur’an yang dapat dijadikan sumber alternative sepanjang zaman, menurutnya Al-Qur’an hanya dikaji dalam serpihan-serpihan tidak secara utuh, sedangkan metodologi yang ditawarkannya mau memberikan cara holistik dan menyeluruh tentang AL-Qur’an itu sendiri.[7]
Meodologi penafsiran Al-Qur’an yang ditawarkan Rahman adalah melacak akar pemahaman kandungan Al-Qur’an memiliki gerakan ganda pertama orang mesti memahami makna suatu pernyataan tertentu dan melihat situasi sejarah atau persoalan yang kemudian diberi jawaban oleh Al-Qur’an. Langkah ini menuntut adanya pemahaman yang utuh tentang makna Al-Qur’an.
Kedua, mengkaitkan Al-Qur’an dengan masa kini, mengandung makna bahwa prinsip-prinsip umumnya diambilkan yang spesifik dan dirumuskan sesuai situasi yang direalisasikan sekarang. Kerja ini menurut Rahman, merupakan aktivitas intelektual yang secara teknis disebutnya ijtihad.[8]
ANALISIS
Fazlur Rahman adalah tokoh kontemporer yang bergelut dibidang pendidikan, bahwa pertumbuhan dan perkembangan suatu pendidikan mengacu pada suatu nilai-nilai modernisasi ilmu-ilmu keagamaan.
Menurut Rahman bahwa suatu instrumental yang berbudayakan pendidikan keagamaan yaitu mengacu pada Al-Qur’an dan ajaran-ajaran agamanya yang di mulai sejak zaman dahulu hingga sekarang.
Dengan adanya intelektualisme Islam dan metodologi yang digunakan bahwa pertumbuhan suatu pemikiran Islam yang asli dan memadai yang harus memberikan kriteria untuk menilai keberhasilan dan kegagalan sebuah pendidikan Islam itu sendiri. Apalagi dengan gerakan ganda dalam menggunakan metodologi, teori yang telah dikemukakan di depan sehingga penafsiran Al-Qur’an itu sendiri mempunyai suatu gerakan ganda yakni bagaimana cara mengamalkan Al-Qur’an itu sendiri dan mengamalkan pada masa sekrang.
Periodesasi pendidikan Islam yang dinilai maju oleh Fazlur Rahman adalah pendidikan Islam yang dapat mengintegrasikan secara terpadu antara ilmu agama dan ilmu tertindas oleh orang lain.
Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa inti dari konsep pendidikan Fazlur Rahman adalah mengkaji perkembangan-perkembangan intelektual dengan mengembangkan sebesar mungkin kemampuan-kemampuan intelektual dari sekelompok kecil orang yang karir pendidikan saja.
Pemikiran Rahman selain mengacu kepada nilai-nilai modernisasi ilmu-ilmu keIslaman, juga diperlukan suatu terobosan menciptakan dinamika islamisasi ilmu-ilmu kepada suatu yang baru akan diciptakan.
Sumber: Taufik Adnan Amal,. Islam dan Tantangan Modernitas, Fazlur Rahman. Islam dan Modernitas dan Abdul Sani. Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern dalam Islam.
[1] Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern dalam Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), hal. 256
[3] Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas, (Bandung: Mizan, 1989) hal. 79-83
[4] Abdul Sani, Op.Cit, hal.111
[5] Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas, (Bandung:Pustaka, 1985),hal.75
[6] Taufiq Adual Amal, Islam dan Tantangan Modernitas, (Bandung: Mizan, 1989) hal.85
[7] Abdul Sani, Op.Cit, Hal. 258
Post a Comment