Kang! eps.28

Kang! eps.28

Dari seorang wanita pula aku mencintaiNya
Kebanyakan tersalahfahami oleh Manusia pengertian mengenai konsep cinta. Sehingga pada mimpi-mimpi malamku di Darul Khasan ia mendatangi Petunjuk yang senantiasa setia menjawabi segala tanya darinya. Tadi siang Bab Muhammad dalam kitab Ibnu ‘Arabi itu terlalu mengiang dalam benakku, selepas tidurku dua makhluk aneh itu kembali dating dan mulai bercakap:
Begini konsepnya, laki-laki tercipta langsung dari tanah liat dan mendapat tiupan ruhNya, ungkapan cintaNya,”Kun”, maka Fayakun membalas perasaan cinta. Maka perasaan cinta itu panas membakar, Api cinta yang membakar jiwa. Ungkapan cinta melalui medium cahaya itu adalah Nur Sayyiduna Muhammad. Kenapa harus cahaya, karena hanya cahaya yang mencipta ruang dan waktu.
“petunjuk masih berpanjang lebar,”Hakikat cahaya mengandung partikel dan gelombang. Partikel yang dihasilkan dari getaran itu menjadi frekuensi warna, getaran-getaran Nur Sayyiduna Muhammad itu menggetar menggubah segala alam semesta. Dengan energi panasnya Nur itu menghidupkan makhluk dengan capNya. Cahaya diatas cahaya itulah cahaya yang paling ujung kemulyaanya, sehingga menjadi ungkapan cinta yang paling sempurna dari Yang Maha Cinta. Ungkapan cinta itu terungkap dalam medium bahasa,”seandainya bukan karena engkau wahai kekasihKu, tak Kuciptakan semesta raya ini”, begitulah yang terjadi wahai Manusia.” Petunjuk seperti biasa berpanjang lebar menjawabi tanya Manusia.
Ungkapan keagungan Cinta, yang membenarkan puncak kemulyaan cahaya cinta. Karena hanya cahaya yang memiliki partikel untuk menembus segala ruang dan waktu, dan cahaya pula permulaan segala ciptaan yang memiliki dualisme materi, partikel dan getaran. Agaknya efek Compton adalah penjelasan paling logisnya, ketika foton muatan cahaya ditabrakkan dengan lempeng logam maka akan menghasilkan efek fotolistrik yang menghamburkan muatan atom. Muatan atom ini bagaikan dua partikel yang bertabrakan. Hasilnya adalah hamburan cahaya yang terpantul dari logam tersebut.”
“Lebih agung lagi ketika Allah mengungkap cinta melalui kata KunNya, cahayaNya yang merupakan keagungan ufuk cinta berwujud Nur Sayyiduna Muhammad menubruk dengan iradahNya menghamburkan segala maujud. Cahaya itu adalah ungkapan cinta yang Maha Tinggi, kemudian cahaya itu dibungkus dengan sebuah kapsul isim mufrodNya. Cukuplah bukti ilmu pengetahuan modern dan ilmu hakikat sebagai pengakhir perdebatan materialisnya sifat cahaya. Bahkan cahaya itu adalah aspek material dan ghaib yang terbungkus nama Tuhan tersebut.” Petunjuk menjelaskan secara filsafat segala yang diketahuinya dari Guru Mulia.
Selanjutnya, wahai kau Manusia. Apa hubungan antara cahaya, Tuhan, laki-laki, dan wanita? Ketahuilah cahaya adalah ungkapan cintaNya yang tertinggi kepada manusia, dan cahayaNya yang utama adalah cahaya Sayyiduna Muhammad. Kemudian Allah menciptakan manusia pertama (Sayyiduna Adam) sebagai seorang laki-laki yang didalamnya tertiup cahaya Sayyiduna Muhammad. Maka daya tarik yang kuat antara seorang laki-laki dan Allah sebagai kekasih begitu kuat. Sebab, manusia laki-lakilah yang merupakan awal kali ungkapan cinta Allah  kepada manusia itu diungkap. Sedangkan cahaya Sayyiduna Muhammad adalah ungkapan keagungan itu sendiri. Ikatan cinta antara Allah dan seorang laki-laki begitu besar, sebab luapan keberkahan cinta yang agung pertama kali tercurah pada manusia laki-laki.”
Petunjuk masih tak bosan berpanjang lebar menjelaskan kepada Manusia,”Hai, manusia aku (Petunjuk) sedang tidak membahas tentang ikatan cinta. Tidak sedang membahas produk sosialisme Barat. Tidak, tidak sama sekali sedang membahas hal itu. Tidak sedang membahas tentang kepemimpinan ataupun warisan. Bukan hakku membahas hal itu, aku sedang membahas tentang cinta. Ungkapan keagungan. Jika membahas tentang kepemimpinan, tak usahlah aku bicara produk manapun, ajaran Allah sudah terungkap melalui ajaran-ajaran kekasihnya. Bahwa seorang wanita sekalipun boleh menjadi pemimpin. Kukatakan padamu wahai Manusia, kepemimpinan bukanlah mengenai laki-laki dan perempuan, melainkan tentang ‘sifat’ sehingga tak ada pembeda yang menghalangi seorang perempuan untuk memimpin.”
“Kemudian, lantas dimana letak cinta seorang wanita yang mengantarkan pada Tuhan?” Tanya Manusia.
Baik, aku lanjutkan. Tak lama setelah laki-laki diciptakan, diciptakanlah wanita dari bagian tubuhnya. Maka wujudlah Sayyidatuna Hawa, kekasih bagi Sayyiduna Adam. Sudah terjawab bukan? Cinta seorang wanita begitu besar kepada laki-laki, sebab darinya dirinya terwujud, dari ungkapan cinta Tuhan yang melalui medium laki-laki Tuhan mencipta seorang wanita. Sudah barang tentu ikatan cinta wanita diturunkan dari cinta laki-lakinya. Sehingga, ketaatan seorang wanita kepada Tuhan haruslah melalui jalan ketaatan kepada seorang laki-laki (Suami). Inilah tiga ikatan cinta agung Tuhan-Lelaki-Wanita. Tuhan dan lelaki merupakan ikatan kekasih yang terungkap melalui Sayyiduna Adam. Kemudian dengan cintaNya kepada lelaki, Tuhan ciptakan wanita dari bagiannya. Sehingga cinta lelaki kepada wanita menjadi  terungkapkan.
Lelaki merupakan pertengahan antara cinta Tuhan dan seorang wanita. Lelaki menerima cinta dari Tuhan untuk dirinya dan wanitanya. Seorang lelaki itulah seorang induk’. Lebih tinggi dari seorang ibu, yang membagikan cintanya kepada wanita dan anak-anaknya. Sedangkan wanita mendapat cinta Tuhan melalui ketaatan dengan lelakinya (Suami). Banyak yang menjadi bukti akan hal ini, yang paling logis adalah aliran listrik yang disalurkan dari sumber utama pembangkit  (Pusat) pasti akan mengalir ke rumah-rumah melalui pos-pos tenaga listrik (di daerah-daerah). Seperti itulah aliran cinta berjalan dari Yang Maha Tinggi mengalir ke setiap ciptaanNya; dari seorang lelaki, mengalir terus ke wanita dan anak-anaknya.
Seperti itulah wahai Manusia. Dari seorang Wanita pula kau akan memahami cintaNya.
“Benarkah? Lantas Petunjuk, seperti apakah aku harus mencintai wanita?
Haha... Itulah titik tersulitnya, awalnya kau harus menemukan wanitamu dengan segala kemenangan.
Kemenengan?
Awal kemenanganmu adalah, ketika kau menemukan wanita, dan engkau sudah menang dari perang akbarmu. Saat itulah kau akan menemukan cinta hadir kepadamu untuk wanita yang kau temukan sebagai sebuah cahaya yang mencerahkan. Mencerahkan dirimu sehingga kau dapat melihat dan dengan penglihatan itu kau akan memahami bahwa berbuat maksiat bukanlah cinta, melainkan produk hegemoni fitnah yang sedang nafsu lancarkan dalam perang yang tengah kau lakukan.”
Suatu hari, kau akan menemukan wanita itu, entah, karena kehendakNya terbebas dari ruang, waktu dan gugatan.  Saat itu tiba, kau akan tunduk pada hukum cinta yang ditiupkanNya. Kau akan mencintai wanita itu dengan tulus sebab dia adalah ungkapan cintaNya. Suatu kedurhakaan ketika cinta wanita itu disalahpahami sebagai sebuah kemaksiatan berwujud hawa nafsu berahi, wujud hegemoni diri yang kalah dalam peperangan akbar melawan Nafsu.” Panjang lebar Petunjuk mejelaskan.
Cinta seorang lelaki kepada wanita selalu tulus jika bersumber dari luapan ketaatan kepada seorang Maulana Guru. Tugasmu sekarang Manusia, temukanlah Maulana Guru yang akan membimbingmu ke jalan cinta yang suci.

“Wanita adalah lambang kejayaan, dirinya layaknya malam yang penuh rahasia dan misteri, tetapi pada saat yang bersamaan dia adalah cahaya sebab dirinya adalah ungkapan cinta melalui KunNya. Wanita adalah Cahaya pada Malam penuh Misteri yang senantiasa dikenal menjadi pancaran ungkapan cinta.” Tutup Petunjuk dengan sebuah kesimpulan yang lagi-lagi sama.

0/Post a Comment/Comments