 |
Saya termasuk kedalam orang yang percaya pentingnya bertawasul, untuk apapun. Tawassul semacam jalan tol yang memuluskan kita menggapai tujuan. Semakin baik pengelola dan fasilitas jalan tol, akan semakin lancar juga kita sampai kepada tujuan. Begitu pula dengan dalam mengapai cita-cita, selain harus berkunjung keada Guru yang masih hidup, sangat dianjurkan pula menemui para ulama, guru, kiyai, orang shaleh yang telah berpulang. Berziarah kata kuncinya.
Serius, orang-orang shaleh bagaikan aliran kran yang mengantarkan air bersih dari laut yang telah difilter terlebih dahulu. Air itu ahirnya steril dari campuran yang tidak diinginkan oleh kita. Persis seperti itulah orang-orang shaleh, dengan berkunjung ke makam nya, saat itu pula kita tengah mendatangi kran untuk membukakan keberkahan dan kebaikan dari sumbernya. Begitu kata salah seorang yang mengajariku.
Baca Juga
Di daerah Pekalongan saya sering berkunjung ke Makam Kyai Ageng Ceper (Sembungjambu-Ceper), Habib Ahmad (Sapuro-Pekalongan), Kyai Ageng Rogoselo, Ki Ageng Penatas Angin, Simbah Cuhantuf Kafi, Simbah Drayu (Paninggaran-Pekalongan), dan lainnya. Saya sangat suka berlama-lama, bagaikan seorang santri yang betah menemani gurunya membabar ilmu, bagaikan santri yang senang dan damai saat menghadap gurunya. Begitu saja, tidak kurang, tidak lebih.
Post a Comment