Pemikiran Pendidikan Zainudin Labay El-Yunusi

ZAINUDIN LABAY EL YUNUSI





       1.  Biografi

Zainuddin Labay dilahirkan pada tanggal 12 rajab 1308 H (1890) disebuah rumah gadang di jalan Lubuk Mata Kucing, Kenagarian Bukit Sarungan Padang Panjang. Ketika berusia 8 tahun dia belajar sekolah gubernement hingga sampai kelas IV. 
Kemudian ia keluar dari sekolah dan belajar agama pada ayahnya, dua tahun kemudian ayahnya meninggal dunia pada usia 60 tahun. Sedangkan ibunya meninggal pada tanggal 1 Juli 1948 bertepatan pada tanggal 23 sya’ban 1369 H.( seminggu menjelang puasa romadhon ) dalam usia 76 tahun.
Setelah ayahnya meninggal ia tidak meneruskan pelajarannya lagi;  dua tahun setelahnya ia menjadi preman serta tidak mempunyai pekerjaan, kemudian ibunya memberi nasihat supaya ia kembali mengaji kemanapun yang ia sukai. 
Mula – mula ia pergi mengaji kepada H Abdullah Ahmadselama 8 hari, sesudah itu ia pergi mengaji ke Padang Japang pada H Abbas Abdullah, karena otaknya yang amat cerdas tidak lama kemudian ia diangkat menjadi guru tua (Guru Bantu ). 
Ia pernah berselisih dengan gurunya, karena ilmu yang belum pernah diajarinya sudah diajarkan kepada murid – muridnya[1]
Ada sedikit tambahan tentang wafatnya Zainuddin Labay yaitu pada bulan syafar 1342 H ( 19 Juni 1924 M ).
Zainuddin labay meninggal dunia di Padang Panjang pada usia 34 tahun, dengan meninggalkan jasa – jasa dan buku – buku karangannya[2]

       2.  Setting Sosial

Pada tahun1913 dia pulang ke padang panjang dan mengajar di surau Jembatan Besi. Pada masa itu ia telah mengarang dalam majalah Al Munir yang diterbitkan oleh H Abdullah Ahmad di Padang banyak karangannya untuk mempertahankan pendidikan kaum muda dan aliran baru dalam Islam.
Oleh karena majalah Al Munir mendapatkan serangan hebat dari kaum tua, maka diterbitkanlah surat kabar bernama : Al Akbar, untuk membela pendirian Al Munir sedangkan Al Akbar itu dipimpin oleh Zainuddin Labay bersama Abdul Majid Syaidi Syufan (pengarang sendiri turut juga menyiarkan karangan dalam surat kabar Al Akbar itu).
Pendeknya alumni ketika itu dipimpin oleh ulama-ulama besar dan Al Akbar kemudian oleh pemuda-pemuda islam. Pada tahun 1916 terpaksa Al Munir dan Al Akbar berhenti terbit karena percetakannya terbakar habis sehingga cita-cita untuk meneruskan terbitannya menjadi lemah.
Pada tahun 1918 Sumatra Thawalib, Padang Panjang menerbitkan kembali majalah Al Munir di bawah pimpinan Zainuddin Labay dan dibantu oleh pemuda-pemuda Islam. Dalam Al Munir itulah Zainddin Labay mengeluarkan pendapatnya tentang aliran baru dalam Islam[3]

 Usaha dan jasa – jasa Zainuddin Labay :

Ia seorang pemuda yang menyiarkan aliran baru dalam islam
Ia yang mula–mula mendirikan diniyah school dan mengadakan sistem sekolah dalam pendidikan islam.
 Ia pemuda pertama yang pertama mengarang dalam majalah islam
Ia yang mula–mula mengarang buku–buku sekolah agama sebagai ganti buku–buku Mesir dan Mekah.
Ia mendirikan perkumpulan persatuan murid–murid diniyah school (P.M.D.S) pada tahun 1922 M yang mempunyai cabang seluruh Minangkabau. Tetapi sayang PMDS itu tidak ada lagi masa sekarang

   3.   Metode

Metode yang digunakan Zainuddin Labay adalah metode klasikal, yang mengaopsi dari mesir. Metode terdebut berupa Pembelajaran bersama – sama dan dikelompokkan dalam kelompok tertentu sesuai umur dan kemampuan (system kelas) seperti pembelajaran Diniyah saat itu. Berhubung metode tersebut mengadopsi dari Mesir, maka kami sepakat menamakan metode yang digunakan Zainuddin Labay dengan nama Clasical Adobtion Methode.
Zainuddin Labay mengunakan atau memakai metode klasikal, karena pada masa itu metode yang digunakan adalah Metode Tradisional Individual yang mengajarkan agama saja. Padahal lmu umum juga penting, selain itu pada metode tradisional belum ada pengelompokkan berdasarkan umur, dan kemampuan murid, metode tradisional tidak sistematis.

     4.  Teori

Pada tanggal 10 Oktober 1915, Zanuddin Labay mendirikan madrasah school  (Madrasah Diniyah)di padang panjang.
Kalau adabiyah school, di padang panjang yang dirikan oleh H Abdullah Ahmad telah berubah menjadi H.I.S Adabiyah (pada tahun 1915), maka lahirlah sebagai gantinya diniyah school di Padang Panjang yang didirikan oleh Zainuddin Labay.
Mula–mula hanya mempunyai murid 50 orang, disinilah Zainuddin Labay mencoba segala teorinya untuk kemajuan murid–murid di bawah pimpinannya. Zainuddin Labay mengatur diniyah school dengan sebaik-baiknya sehingga menyamai system pemerintah ketika itu.
Diniyah School mempunyai 17 seperti H.I.S. pemerintah Belanda pada tingkat bawah. Pelajaranya di berikan dalam bahasa melayu (Indonesia dan memakai buku-buku bahasa Indonesia karangannya sendiri)
Kalau sekolah gubernement memakai kitab bacaan empat serangkai yang berisi tentang pendidikan agama
Melalui lembaga pendidikan yang didirikannya ia berharap dapat menciptakan output yang berkualitas, tidak saja ilmu agam, tetapi juga ilmu-ilmu lainnya, out pun seperti ini sangat dibutuhkan umat dan bangsa ini untuk membangun peradaban dan mengajar ketinggalannya selama ini.[4]

  5.     Ide Pokok Pemikiran

Dalam bidang pendidikan Zainuddin Labay termasuk seseorang yang mula-mula memperkenalkan system sekolah yang baru. Ia melakukan perombakan terhadap system dan metode pendidikan islam, menyusun kurikulum dan daftar pelajaran yang lebih sistematis serta mengubah system pendidikan suarau dengan sistem penddikan classical
Selain mengajar, ia juga meluangkan pikiranya melalui karya tulis baik dalam bentuk buku maupun artikel.
Zainuddin Labay menjadi permrakarsa munculnya majalah Al Munir El Manar di nusantara. Majalah ini diterbitkan oleh Jamiyyah Sumatra Thawalib di bawah pimpinan H Zbdullah Ahmad di Padang Panjang Zainuddin bertindak sebagai pimpinan redaksi, dan tentu banyak tulisannya yang dimuat dalam majalah ini.[5]

  6.      Analisis
a.       Pada Masa Lampau
Melihat perjalanan Zainuddin Labay pada masa itu ia termasuk orang yang berjasa dalam pembaharuan pendidikan islamIa mula-mula memperkenalkan system baru dalam pendidikan islam, yaitu tidak hanya memberikan ilmu agama saja tapi juga ilmu umum. Usahanya tersebut dibuktikan dengan panjang pada tahun 1915 yang memuat hal itu. Disamping  itu yang mula-mula buku sekolah agama sebagai ganti buku-buku mesr dan mekah.
b.      Pada masa Sekarang
Pemikiran Zainuddin Labay pada masa sekarang ialah dibuktikan dengan semakin banyaknya madrasah diniyah yang berkembang.Bahkan banyak madrasah dinniah yang sudah diakui oleh departemen agama maka dari itu pemikiran Zainuddin Labay ini masih terus kita rasakan sampai sekarang.
c.       Pada Masa Yang Akan Datang
Dilihat dari masa sekarang yang hanya mengadopsi system pendidikan yang dicetuskan oleh Zainuddin Labay tanpa mengenal sosoknya, maka pada yang akan dating bisa dimungkinan hanya saja sistemnya yang akan masih tetap eksis. Sedangkan namanya kurang dikenal oleh masyarakat pada umumnya.
Sumber: http://lppbi – fiba.blogspot.com/2009/03/zainuddin-labay-el-yanusi-perinis.html
Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputtat Press.
Yunus, Muhammad. 1996. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta : Hidakarya Agung.




[1] Http // pphi. Blog. Spot. Com. 2009/03/zamuddin labay el yunusi perintis. html
[2] Muhammad Yunus, sejarah pendidikan islam di Indonesia (Jakarta:Hida Karya Agung) 1996 hal. 165
[3] Ibid, h. 166-168
[4] Ibid, 168-167




[5] Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam : Pendekatan Historis, Teoritis Praktis (Jakarta; Ciputat Press, 2002) hal 110-111

0/Post a Comment/Comments